March 21, 2014

Katanya Film di Sensor Biar Aman, Tapi Kenapa Jadi Berlebihan?

www.google.com
Setiap orang pasti pernah menonton film. Mulai dari film dalam negeri ataupun luar negeri. Banyak jenis genre film yang sudah bisa di nikmati oleh khalayak umum, seperti film action sampai film horror. Konten sebuah film juga menentukan layak atau tidaknya film tersebut masuk ke negara-negara yang menetapkan beberapa ketentuan agar film bisa masuk ke negara mereka, salah satunya sensor. Di setiap film pasti ada salah satu scene yang di sensor karena beberapa kepentingan seperting rating atau izin untuk masuk ke beberapa negara. Saat ini saya ingin membahas salah satu lembaga yang mengurusi masuknya film ke negeri kita khususnya film dari luar negeri yaitu Lembaga Sensor Indonesia (LSI). Lembaga Sensor Indonesia adalah sebuah lembaga yang menetapkan status untuk film yang akan beredar di indonesia, film yang masuk ke dalam negeri harus melalui LSI dan dinyatakan "Lulus Sensor" baru bisa diedarkan di bioskop-bioskop yang ada. 
Sebagai penikmat film liar, saya merasa bahwa sensor yang ada di indonesia terlalu berlebihan. Mulai dari darah, rokok, dan masih banyak lagi. menurut saya itu merusak keunikan dari karakter tertentu dalam sebuah fim. Mungkin maksud dari LSI agar film-film bisa ditonton oleh semua umur, tapi setiap film yang diedarkan pasti memiliki rating tertentu seperti, SU untuk semua umur, R untuk remaja, dan D untuk dewasa. Rating tersebut juga sudah digunakan di acara_acara televisi nasional. Masalah ini lebih berfokus terhadap pengaruhnya film-film yang berkonten hal-hal yang tidak patut dilihat oleh anak-anak.
Solusi yang saya ingin sampaikan adalah men-sensor film itu tidak akan berpengaruh apa apa jika tidak ada arahan serta bimbingan dari orang dewasa terhadap film-film yang akan di tonton oleh anak, mengingat saat ini beberapa film juga sudah ditayangkan di beberapa televisi. Menurut anda sensor yang ada di Indonesia itu seperti apa dan apa tanggapan anda terhadap sensor tersebut? Jika ingin memberi tanggapan komen dibawah, terima kasih. (HD)

2 comments:

  1. lebay,aneh,buang-buang waktu,menurunkan kualitas,nggak ngaruh,konyol,sepihak,membenarkan orang tua yang tidak bisa menjaga anaknya,payah.yang di tv lebih buruk dari yang bajakan (tanpa sensor)

    ReplyDelete
  2. Iya parah bnget. Klo kata gw mending skalian sensor mukanya juga. Biar kita gx knal sïapa yang jd artis difilm itu. Biar puas tu KPI

    ReplyDelete