Jika anda ingin mengetahui sejarah tentang kereta api atau mengetahui stasiun pertama yang ada di indonesia, anda bisa menanyakan semua hal tersebut kepada bapak Tjahjono Rahardjo, beliau adalah salah satu dosen Fakultas Teknik Universitas Katolik (UNIKA) Soegijapranata, Semarang sejak tahun 1996 dan beliau adalah salah satu anggota dari Indonesian Railway Preservation Society (IRPS). Sejak tahun 2009, beliau menelusuri sejarah mula kereta api di Indonesia. Semasa kanak-kanak, hampir setiap sore dia bersepeda bersama ayahnya melihat kereta api di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta yang menjadi stasiun pertama di Yogyakarta.
Tjahjono Rahardjo |
Beliau menyelesaikan S-1 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang pada tahun 1971-1981 dan S-2 Manajemen Perkotaan di Erasmus Universiteit, Rotterdam, Belanda pada tahun 1993-1994. Banyak organisasi yang teah diikuti oleh beliau antara lain Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) dari tahun 2006-kini, untuk urusan kerja sama lintas budaya dengan negara lain, terutama belanda, beliau tergabung dalam Yayasan Budaya Widya Mitra Semarang dari tahun 2006-kini dan masih banyak organisasi-organisasi lain yang diikuti beliau berhubungan dengan bidang kebudayaan, sejarah, tata kota, maupun arsitektur.
Pak Tjahjono sangat tertarik dengan sejarah stasiun kereta api pertama di Indonesia. Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta menjadi awal ketertarikan beliau terhadapa sejarah perkeretaapian. Bersama beberapa anggota IRPS, Tjahjono mencari kebenaran tentang stasiun kereta api pertama yang ada di Indonesia. Bersama beberapa rekannya dari IRPS, beliau beberapa kali mendatangi bangunan Stasiun Semarang Gudang. Bangunan stasiun yang masih berdiri kokoh tersebut kini sudah dikelilingi rawa-rawa akibat limpahan dari rob atau limpahan pasangnya air laut. Meskipun telah ambles sedalam 3 meter akibat penurunan tanah, bangunan tersebut masih bisa dilihat dari kejauhan. Untuk stasiun kereta api pertama di masa hindia belanda, struktur bangunan stasiun hanya berbentuk persegi panjang sehingga tampak sederhana. "Hal itu memunculkan keraguan mengingat stasiun-stasiun lain di Indonesia, terutama stasiun besar, punya nilai arsitektural yang tinggi," kata Tjahjono.
Stasiun Semarang Gudang yang sudah dikelilingi rawa-rawa
Keraguan terhada stasiun pertama di Indonesia semakin bertambah dikarenakan informasi yang di dapat dari Museum Transportasi yang ada di Taman Mini Indonesia Indah. Informasi tersebut menyebutkan bahwa stasiun pertama di Indonesia adalah Stasiun Kemijen, Semarang. "Bangunan Stasiun Kemijen Rampak seperti halte atau pemberhentian kereta api dilengkapi dengan rumah sinyal di lantai dua, kami juga meragukan kebenarannya," katanya.
Sejak tahun 2008, Tjahjono beserta rekan dari IRPS seperti Deddy Herlambang dan Karyadi Baskoro, mereka mendiskusikan kebenaran mengenai sejarah stasiun pertama yang ada di indonesia. Dibantu oleh pecinta kereta api yang berasal dari Jerman, Stefan Matheus, diperoleh data data penting seperti peta-peta kuno tentang sejarah stasiun kereta api pertama yang ada di Indonesia dan juga foto-foto kuno tentang sejarah perkeretaapian indonesia. Data tersebut diperoleh dari Koninklijk Instituut voor de Troppen (Royal Tropical Institute) dan juga dari Koninklijk Instituut voor Taal-Land-en Vol-kenkunde (Royal Netherlands Institute of Southest Asian and Caribbean Studies) di Leiden, Belanda
Tjahjono Rahardjo menunjukan konsol besi yang menjadi jejak Stasiun Samarang. |
Dari berbagai data yang telah didapat, dapat disimpulkan bahwa stasiun pertama di Indonesia bukan Stasiun Semarang Gudang maupun Stasiun Kemijen, melainkan Stasiun Samarang. Letak ketiga stasiun tersebut berdekatan dan di area yang sama, Kelurahan Kemijen. Stefan juga membantu perkiraa penetuan lokasi menggunakan Google Earth tahun 2009. "Saat mendapati lengkungan besi konsol yang sama persis dengan gambar di foto kuno Stasiun Samarang, kami kehilangan kata kata, ternyata keraguan kami benar," kata Tjahjono tang bersama rekan-rekan IRPS menyebarluaskan informasi baru itu ke sejumlah pihak.
"Kecintaan terhadap kereta api dan sejarahnya saya pupuk sejak masih kecil. Saat berangkat sekolah dengan becak dari rumah di depan Stadion Kridosono, ke SD Santo Yusuf di Dagen, dekat Malioboro, saya melintasi rel kereta di sebelah timur Stasiun Tugu, Yogyakarta," begitulah yang dipaparkan oleh Tjahjono Rahardjo yang memiliki ketertarikan terhadap sejarah perkeretaapian Indonesia. Lokasi Stasiun Tugu tidak jauh dari Stasiun Lempuyangan, tempat beliau menghabsan masa kecilnya dan memupuk rasa cintanya terhadap perkeretaapian Indoensia.
No comments:
Post a Comment